Studi PentakostaTeologi

Menemukan Pola Revolusi Budaya


healthy culture

BeritaMujizat.com – Teologi – Sejak kejatuhan manusia dalam dosa (Kej 1-3), dosa mulai bermanifestasi dalam berbagai bentuk. Kata dosa (hamartia) yang arti sederhananya meleset dari tujuan, membuat semua yang baik yang diciptakan Tuhan menjadi meleset.

Coba perhatikan, ketika Adam dan Hawa jatuh, dosa mulai bermanifestasi menjadi saling menyalahkan, malu/minder, berbohong, iri hati, sampai pada akhirnya Kain membunuh adiknya sendiri Habil. Dan sejarah manusia mencatat bahwa peradaban manusia menjadi sangat rusak.

Bahkan, di jaman Nuh dikatakan Tuhan  menyesal. Menyesal karena peradaban yang sudah begitu jauh dari apa yang Tuhan mau.

Ketika dilihat TUHAN, bahwa kejahatan manusia besar di bumi dan bahwa segala kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata,  maka menyesallah TUHAN, bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi, dan hal itu memilukan hati-Nya. (Kej 5:5-6)

Ketika sebuah peradaban mayoritas berkecenderungan melawan Tuhan, saat itulah dibutuhkan sebuah revolusi kebudayaan. Revolusi budaya dalam dunia politik selalu diwarnai dengan pertumpan darah. Yang paling terkenal adalah revolusi kebudayaan di China dibawah Mao Zedong tahun 1966. Untuk melawan budaya kapitalisme, Mao bisa dikatakan membanti kaum intelektual dan borjuis.

Dan untuk menyebarkan idenya, Mao menggunakan kekuatan tulisan yang sampai Desember 1967 lebih dari 350 juta kopi tulisan Mau dicetak dan disebarluaskan. Akibatnya, setelah 10 tahun sistem pendidikan di China hancur, ujian masuk perguruan tinggi dibatalkan, intelektual di jadikan buruh di kamp atau dibunuh. Peradaban yang menjadi rusak. (sumber)

***

Dari dua kebudayaan rusak, yaitu kebudayaan Nuh, dan kebudayaan Mao ada satu benang merah yang kita bisa pelajari sehingga kita bisa menjadi bagian dari revolusi budaya kerajaan Surga. Apa itu?

Kebenaran!  Dosa masuk karena kebohongan si iblis, sebab itu semua yang dibawah kolong langit sudah disentuh kebohongan. Buah pengetahuan baik dan jahat sudah telanjur dimakan, sebab itu manusia harus berjuang untuk mencari kebenaran.

Nuh menjadi agen perubahan (baca : pelopor revolusi kebudayaan) karena dia memiliki gaya hidup yang berbeda dari yang lain, gaya hidup benar.

Inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.  (Kej 6:9)

Akar dari kebudayaan adalah kebenaran. Ilustrasi gambar “Growing Healthy Cultures” memperlihatkan bahwa apabila akar budaya adalah kebohongan, maka budaya itu akan mati. Apabila akar budaya adalah kebenaran budaya akan sehat dan hidup.

Pemazmur mengatakan bahwa apabila “Apabila dasar-dasar dihancurkan, apakah yang dapat dibuat oleh orang benar itu?” (Maz 11:3).  Injil Yohanes mengatakan “… kebenaran itu akan memerdekakan kamu” (Yoh 8:32).  Mencari kerajaanNya dan kebenaranNya adalah prioritas utama untuk mengalahkan akibat dosa (Mat 6:33), dan pada akhirnya memulihkan peradaban.

***

Kebangunan rohani besar yang terjadi di China membuat budaya dan peradaban China pun berubah. Tulisan Mao sudah dikalahkan Tulisan Roh Kudus (baca : Alkitab).  Dan pola ini apabila dipelajari secara lebih mendetil terus berulang dalam sejarah manusia.

Dalam perjanjian Lama, setiap kali raja, hakim, atau pemimpin rohani muncul dan menegakkan kebenaran maka peradaban Israel dirubahkan. Sampai pada sejarah modern memperlihatkan dimana ada Firman yang disampaikan (wahyu) maka peradaban suatu suku sampai bangsa dipulihkan,

Bila tidak ada wahyu (chazon), menjadi liarlah rakyat. Berbahagialah orang yang berpegang pada hukum. (Am 29:18)

Dalam konteks peradaban modern yang semakin liberal dan humanis disisi kiri, ataupun radikal dan fanatik disisi kanan, maka peradaban-peradaban liar ini harus dipulihkan kembali dengan Kebenaran. Kebenaran Injil harus dinyatakan (proclaiming the gospel) dan untuk itu membutuhkan Roh Kebenaran untuk menuntun kejalan-jalanNya yang benar.

Roh Kebenaran. Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu. (Yoh 14:17)

Berfikir benar, berkata benar, berperilaku benar yang adalah inti dari hidup benar adalah inti dari revolusi kebudaayan.  Dengan menggerakkan prinsip hidup benar maka kita akan melihat revolusi. Kalau kebohongan Mao bisa merubah budaya, apakah Kebenaran Tuhan tidak bisa? Percayalah, Kebenaran tidak akan kalah!

 

Penulis  : Hanny Setiawan
Sumber : Institus Karismatik Reformasi Indonesia

 

 

Comments

Hanny Setiawan

Seorang biasa dari keluarga biasa yang dipanggil oleh Tuhan yang luar biasa untuk membangun Indonesia Baru. Indonesia baru yang akan membawa kembali api pergerakan dari Timur sampai Yerusalem melalui Asia Tenggara, India, sampai Timur Tengah. #destiny

Related Articles

Back to top button