Profetik

Generasi Samuel, Generasi Yang Menjembatani Dua Musim Ilahi


firekdis

BeritaMujizat.com – Profetik – Sejarah memperlihatkan bahwa Tuhan bergerak dalam dimensi waktu (baca: kairos) periodik. Inilah yang biasa kita sebut “musim Ilahi”.  Dalam bahasa kekinian mungkin bisa disamakan dengan trend.

Dalam sejarah Israel ada dua musim Ilahi yang secara eksplisit tertulis di Alkitab. Pertama adalah musim Hakim-Hakim, dan yang kedua adalah musim Raja-Raja. Hakim-hakim dari Otniel, sampai Simson, dam raja-raja dari Saul, Daud, Salomo sampai Hosea dan Yekhonya kedua musim ini dijembatani oleh “hakim tidak resmi” yang bernama Samuel.

Kisah Samuel yang dilahirkan dari ibu mandul, Hanna, sampai kepada dia menjadi pekerja cilik di jaman Imam Eli memperlihatkan bahwa Samuel hadir di jaman itu sebagai generasi yang menjembatani.

***

Generasi Samuel adalah generasi profetik yang mampu mendengar suara Tuhan dengan baik. Generasi ini hadir di akhir musim yang lama, sekaligus hadir di awal musim yang baru.

Rick Ridding dalam nubuatannya untuk Indonesia menangkap hal yang sama bahwa 2015-2018 adalah masa kairos untuk Tuhan menyiapkan sesuatu yang baru. Akhir dari 70 tahun Indonesia merdeka, dan awal dari musim yang baru setelah 70 tahun Israel merdeka 2018.

TERKAIT : Rick Ridding, Pendoa Menara Doa Yerusalem Mendapatkan Pesan Untuk Indonesia

Sebagai generasi jembatan (bridging generation), generasi Samuel mengemban mandat Kerajaan di musim yang baru. Ada tiga mandat yang harus dikerjakan:

Yang pertama, jaman hakim-hakim adalah jaman dimana Israel bergantung kepada 1 tokoh kepimpinan, tapi dijaman raja-raja, bukan hanya kepada raja Israel bergantung, tapi kepada sistem kerajaan yang lebih kompleks.

Di jaman hakim-hakim, setiap hakim baru akan membawa change (perubahan), tapi di jaman raja-raja bukan lagi sekedar perubahan tapi sebuah shift (perpindahan).

Istilah yang dipakai dalam perjanjian baru adalah kirbat yang baru. Dalam bahasa Yunani, kata baru yang dipakai disini adalah kainos yang artinya perubahan secara kualitatif dan radikal. Kata anggur baru dipakai kata yang beda yaitu neos yang artinya perbuahan secara kuantitatif.

Generasi Samuel membawa kepada sesuatu yang kainos. Sebua divine shift yang harus dilalui gerejaNya.

Yang kedua, hakim dimunculkan Tuhan untuk menyelamatkan Israel (to save). Tapi raja Israel tidak hanya memiliki fungsi untuk menyelamatkan tapi memerintah sebagai perpanjangan tangan Yahweh (to govern).

Kata ekklesia yang adalah kata asli gereja juga berarti suatu koloni yang dikirim untuk memerintah sebuah daerah.  Sebab itu Yesus pendiri ekklesia mengatakan, kepada ekklesia-lah kunci kerajaan surga diberikan.

Dan Akupun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku (ekklesia, yunani) dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. (Mat 16:18-19)

Generasi Samuel tidak lagi hanya fokus menyelamatkan, tapi memuridkan. Memuridkan bukan hanya pribadi lepas pribadi, tapi memuridkan bangsa-bangsa. Sebuah perpindahan, bukan hanya perubahan.

Yang ketiga, dijaman hakim-hakim tidak ada kesinambungan antar hakim. Setiap hakim memiliki tugas-tugas yang sangat spesifik untuk jamannya. Di jaman raja-raja, meskipun keadaan berubah-ubah, tapi pengganti dari raja adalah keturunan, kecuali perpindahah dari Saul ke Daud.

Setelah Daud cerita itu terus berlanjut dan tidak berhenti sampai akhirnya keturunan Daud yang menjadi penyelamat seluruh umat manusia, Yesus Kristus sendiri.

Sebab beginilah firman TUHAN: Keturunan Daud tidak akan terputus duduk di atas takhta kerajaan kaum Israel! (Yer 33:17)

Hakim-hakim hanyalah snapshot (potret), tapi raja-raja adalah story (cerita).  Generasi Samuel tidak sekedar melahirkan potret-potret Ilahi, tapi generasi ini mulai menuliskan cerita. Cerita keluarga kerajaan (kingdom family) dari musim ke musim.

Perubahan kepimpinan di musim raja-raja mengalir secara natural karena merupakan cerita yang sama, meskipun di ban yang berbeda.

***

Lalu datanglah TUHAN, berdiri di sana dan memanggil seperti yang sudah-sudah: “Samuel! Samuel! Dan Samuel menjawab: “Berbicaralah, sebab hamba-Mu ini mendengar.” (I Sam 3:10)

Pesan profetis generasi Samuel ini jelas mengingatkan kembali kepada gerejaNya. Gereja Tuhan harus kembali membiarkan Tuhan bicara dan siap mendengar apapun wahyu yang Dia sampaikan. 7 jemaat di kitab Wahyu selalu diingatkan “Siapa bertelinga hendaklah mendengar apa yang Roh Kudus sampaikan”.

Ini waktunya gereja Tuhan tidak lagi bermain-main dengan panggilanNya. Kunci kerajaan surga sudah diberikan untuk gerejaNya memerintah dan menuliskan ceritaNya. Ini waktunya sebuah perpindahan, bukan hanya sekedar perubahan. Bersiaplah!

Penulis  :   Hanny Setiawan

 

Comments

Hanny Setiawan

Seorang biasa dari keluarga biasa yang dipanggil oleh Tuhan yang luar biasa untuk membangun Indonesia Baru. Indonesia baru yang akan membawa kembali api pergerakan dari Timur sampai Yerusalem melalui Asia Tenggara, India, sampai Timur Tengah. #destiny

Related Articles

Back to top button