Perubahan Hidup

Mendengar Panggilan Ilahi untuk Memberkati Negeri dari Desa Terpencil


BeritaMujizat.com – Perubahan Hidup– Perjalanan panggilan hidup setiap orang tentulah berbeda dan pasti ada suka dan dukanya tersendiri. Tidak jauh berbeda dengan seorang anak muda yang satu ini. Ketika harus memutuskan menyerahkan hidupnya untuk dipakai Tuhan atau tetap pada jalan yang dunia tawarkan.

Mentari Rosesitha Dewi Kusuma mulai menangkap isi hati Tuhan di tahun 2011. Tuhan taruh hati-Nya di hidup Mentari untuk mengasihi bangsa ini ketika doa sekolah. Hatinya remuk untuk sebuah  visi Indonesia Baru.

Tahun 2011 Mentari masih duduk dikelas 3 SMA dan belum tahu benar apa yang harus dia kerjakan untuk bangsa ini. Dia pun tidak tahu bagaimana harus mengerjakan bangsa yang sangat besar ini. Tapi Mentari hanya taat saja melangkah. Disimpannya semua pesan Tuhan untuk hidupnya. 

Sampai suatu ketika melalui program adopsi desa dari Yayasan Saluran Berkat Untuk Negeri, dia diutus untuk melayani sebuah desa di Kabupaten Wonogiri, desa yang bernama  Jatisari. Seminggu 2 kali dia harus ijin kuliah dan berangkat dari Solo ke Jatisari yang jaraknya sekitar 2 jam perjalanan. Itu pun dengan jalan yang tidak mudah. Sesekali mereka harus melewati jalan setapak yang hanya bisa dilalui motor dan disamping jalan adalah jurang.

Mentari bersama dengan beberapa orang relawan Yayasan Saluran Berkat Untuk Negeri Mengajar anak-anak di desa Jatisari Kabupaten Wonogiri tahun 2012

Didesa Jatisari, Wonogiri, dia mengajar anak – anak yang ada disana. Bersama teman – temannya, hatinya mulai terbuka untuk melayani dibidang sosial. Mengajar anak – anak  dan membangun desa itu. Selama kurang lebih satu tahun dia dan teman-temannya melayani desa Jatisari.

Setelah program didesa Jatisari selesai, Mentari dan teman – teman dibawa Tuhan untuk melayani di salah satu desa di Kabupaten Sragen. Disana mereka tidak hanya mengajar anak – anak yang beragama Kristen, tetapi semuanya adalah non Kristen. Mereka tidak membawa identitas Kekristenan mereka.

Mereka berbaur dengan anak-anak maupun penduduk desa yang lain, bahkan ketika mulai mengajar, mereka berdoa dengan cara mereka berdoa dan anak-anak desa itu yang pimpin. Mereka tidak hanya mengajar dengan mata pelajaran yang ada, tetapi juga mereka selipkan tentang kasih, kejujuran, dan kebenaran.

Mereka hanya mengajar dengan kasih, dan membagi kasih kepada anak-anak di desa itu. Dan Kasih Tuhan itu merubahkan anak – anak yang ada di sana. Kasih itu menular. Bahkan ada salah seorang anak yang tadinya tidak terlalu pandai, tetapi mereka terus saja menyemangati dia dan mengajari dia sampai disuatu saat dia akan menghadapi ujian kelulusan SD.  Mentari dan beberapa temannya berdoa tumpang tangan dengan bahasa mereka, dan ketika penerimaan hasil kelulusan, hal yang tidak terduga terjadi, anak ini mendapat peringkat 1 di sekolahnya.

Ada juga anak yang seharusnya sudah SMP tapi dia hari itu masih kelas 4 SD dan masih kesulitan membaca dan berhitung. Selama Mentari disana, dia cuma bagikan kasih itu, dan setelah anak itu masuk SMP sesuatu perubahan terjadis. Anak ini menjadi sangat suka belajar dan bersekolah, jauh lebih rajin dari pertama kali mereka bertemu. Mentari tidak berekspektasi banyak, hanya taat dan mengajar mereka dengan kasih.

Bagi Mentari perjalanan ketaatannya ini tidaklah mudah, cukup membuatnya hampir menyerah. Sampai satu titik Mentari hampir meninggalkan semua pelayanannya. Banyak tekanan dari keluarganya maupun orang – orang yang ada disekelilingnya.

Keluarganya ingin dia cepat lulus kuliah dan segera bekerja, teman – teman di kampusnya pun mengatakan kenapa harus capek – capek melayani desa. Mentari hampir saja berhenti ditengah jalan. Dan ingin melepas semua apa yang telah dia lakukan. Karena untuk sebuah panggilan ini tak jarang dia harus merelakan waktu istirahatnya, waktu untuk dia memikirkan dirinya sendiri dan bahkan apa yang dia punya harus direlakan

Tetapi ditengah kegelisahan hati Mentari, disuatu acara ibadah tiba – tiba ada tiga orang yang mencarinya. Dan mereka mimpi sesuatu tentang Mentari. Disaat itu juga Mentari sadar bukan mereka yang mencari dia, tetapi Tuhan yang mencari Mentari untuk kembali mengerjakan panggilannya.

Disitu Mentari mulai mendapat kekuatan dan gairah yang baru. Dia berdoa dan Tuhan kembali memanggilnya untuk kedua kalinya untuk melayani anak – anak suku di desa – desa. Mentari mulai merasakan lagi hati Tuhan dan ada pesan – pesan yang baru tentang apa yang Tuhan mau dalam hidupnya.

Sampai satu titik Mentari bersama dengan beberapa temannya dari Yayasan Saluran Berkat Untuk Negeri pergi ke Lombok, menjadi relawan. Saat itu sedang terjadi gempa Lombok tahun 2018. Di Lombok itulah panggilan itu semakin dikuatkan dan diteguhkan untuk kesekian kalinya.

Dia melihat orang – orang suku dan hidup bersama mereka, disitu hatinya kembali Tuhan hancurkan. Banyak anak – anak disana malu dan minder bertemu dengan orang – orang diluar pulau mereka. Dia banyak bertemu dengan anak – anak yang secara fisik tidak terurus, akses pendidikan dan kesehatan yang masih terbatas.

Kondisi kehidupan anak – anak disana membuat hatinya semakin bergetar dan membuatnya hancur. Setelah saat itu Mentari mulai membuat sebuah keputusan untuk memberikan masa mudanya. Dan mengambil bagian untuk menjadi fulltimer dalam Divisi Sosial di Yayasan Saluran Berkat Untuk Negeri. Dia rindu membangun desa-desa yang tertinggal karena panggilan Tuhan itu dia dengar disebuah desa yang terpencil.

Tuhan sedang pecahkan hatiNya untuk INDONESIA, jangan biarkan kasih Bapa berhenti untuk kita saja tetapi untuk dibagikan ke orang – orang lain, suku-suku di pelosok – pelosok negeri ini. Semakin banyak kamu memberi semakin banyak kamu menerima, dan semakin banyak kamu kehilangan semakin banyak kamu akan mendapat. Kasih Bapa tidaklah kurang bagi kita bahkan ketika kita menyalurkan kasih Bapa itu, kita akan berkelimpahan dengan kasihNya.

Saat ini Mentari dipercaya menjadi koordinator Anak Kasih Indonesia. Anak Kasih Indonesia merupakan Divisi Sosial Kemanusiaan dari Yayasan Saluran Berkat Untuk Negeri. Beberapa program telah dia jalankan seperti berbagi makanan di jalan-jalan, adopsi desa, penggalangan dana bagi bencana alam beberapa waktu yang lalu dan program-program yang lain yang sering dia bagikan melalui laman instagram @anakkasihindonesia.

Bahkan dari gerakan berbagi makanan untuk orang jalanan yang dia kerjakan bersama dengan para relawan telah membuka banyak hal dan menjadi berkat bagi banyak orang.

Baca : Nasi Bungkus Mengembalikan yang Tersesat Kembali ke Rumah

Satu hal yang dia percaya, dalam 1 kor 1:26 – 29 :

1:26 Ingat saja, saudara-saudara, bagaimana keadaan kamu, ketika kamu dipanggil: menurut ukuran manusia tidak banyak orang yang bijak, tidak banyak orang yang berpengaruh, tidak banyak orang yang terpandang. 1:27 Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia, dipilih Allahuntuk memalukan apa yang kuat, 1:28 dan apa yang tidak terpandang dan yang hina bagi dunia, dipilih Allah, bahkan apa yang tidak berarti, dipilih Allah untuk meniadakan apa yang berarti, 1:29 supaya jangan ada seorang manusiapun yang memegahkan diri di hadapan Allah.

Semua orang dipanggil mengerjakan ladangNya, tetapi tidak semua orang mau untuk mengerjakannya. Dilain sisi banyak orang menganggap dirinya tidak mampu mengerjakan apa yang Tuhan mau, mungkin mereka lupa kalau Tuhan mampu memampukan anak-anakNya yang mau mengerjakan ladangNya. Tuhan kita Tuhan yang sanggup melakukan apapun saudara.

Siapapun kita, bagaimanapun keadaan kita, percayalah Tuhan mau pakai hidup kita. Semua tergantung pada kita, mau atau tidak taat pada panggilanNya. Karena percayalah dari ketaatan kita akan membuka banyak hal, tidak hanya untuk diri kita sendiri tetapi berdampak besar untuk orang lain bahkan bangsa ini.

Penulis : Dwi Nurhayati

Comments

Related Articles

Back to top button