Mandat BudayaPoleksosbud

Seruan Hati Indonesia Membuat Tagar #GraceAdalahKami Viral!


#GraceAdalahKami

BeritaMujizat.com – Poleksosbud – Hari ini(22/11/2018) twitterland digoncang dengan tagar #GraceAdalahKami. Kegemparan ini bermula dari pidato politik Grace Natalie ketua umum PSI (Partai Solidaritas Indonesia) di Hut ke-4 PSI bertajuk “Muda Menangkan Indonesia” dengan terus terang menyatakan pandangan politik PSI untuk tidak mendukung Perda Syariah maupun Injil dan Perda-Perda berbau agama yang lain (sumber).

Pidato Grace ternyata membuat kelompok-kelompok yang sedang berkontestasi meradang, dan secara resmi Grace Natalie dilaporkan ke Bareskrim Polri Jakarta Pusat oleh Sekjen Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) Zulkhair dengan pengacara Eggi Sudjana, Jumat (16/11/2018) dengan tuduhan Penistaan Agama (sumber).

Hari ini (22/11/2018) Grace mendapatkan panggilan untuk mengklarifikasi tuduhan tersebut. Dan Grace dengan “gagah berani” mengikuti semua proses hukum, dan akibatnya tsunami simpati netizen membuat tagar #GraceAdalahKami menjadi viral.

Tidak bisa disangkal lagi, inilah seruan hati Indonesia yang paling dalam. Bunga, lilin, balon, sampai akhirnya film A Man Called Ahok memperlihatkan bahwa hati nurani Indonesia menjerit menunggu orang-orang bersih sepert Ahok muncul kembali.  Secara paralel, hal yang sama terjadi dengan kasus Grace Natalie ini.

Mengapa Mereka Takut?

PSI adalah partai gurem. Belum pernah masuk parlemen, dan masih bau kencur. Notabene, Grace tidak memiliki pengaruh politik yang cukup untuk mempengaruhi Indonesia. Dan juga, pidato yang disampaikan adalah pidato politik yang disampaikan untuk konstituen PSI, menerangkan visi, misi, dan program kedepan.  Dimana letak penistaan agama-nya?

Kita semua tahu TIDAK ADA. Seperti Ahok pun, secara de fakto sebenarnya tidak ada penistaan apapun.  Tapi memang seperti itulah politik SARA, apapun akan dibawa keranah pasal karet penistaan demi kepentingan politik.

Dan yang lebih memprihatinkan, parpol-parpol yang menyatakan diri nasionalis, dan juga kelompok-kelompok pendukung Jokowi pun ternyata menjadi gerah dengan pidato politik Grace yang dianggap manuver politik yang kekanak-kanakan.

Bahkan pimpinan salah satu online blog opini politik yang sangat mendukung Jokowi  pun mengkritik PSI memainkan politik SARA, dan menayangkan artikel-artikel yang menyerang Grace

Baca : Suaranya Selalu Nol Koma, PSI Main Isu SARA

Posisi Grace yang sendirian ini justu membuat “suara hati Indonesia” berteriak. Karena memang selalu demikianlah pusaran sejarah. Politikus-politikus dengan gincu dan kosmetik tebal baik yang berjualan tuhan, nasionalisme, bahkan pancasila pun pada dasarnya makhluk-makhluk yang sama yang hanya bergerak berdasarkan kepentingan pribadi.

Jumlah mereka lebih mayoritas, tapi dalam hati mereka tahu, suara kecil seorang Grace, yang secara riil adalah “seorang Emak” yang triple minority bisa menjadi batu kecil ditangan Raja Daud yang bisa menghantam jidat Goliat, raksasa yang sombong.

Hati Nurani Akar Rumput

Viralnya tagar #GraceAdalahKami adalah bukti bahwa sebenarnya rakyat Indonesia sangat teramat waras di level grass root atau akar rumput. Tapi dilevel elite politik yang diwakili parpol-parpol, anggota parlemen, sampai ke yudikatif, kewarasan menjadi sangat mahal harganya.

Kehadiran Jokowi-Ahok adalah sebuah oase politik dan katalis terjadinya masa Transformasi Indonesia untuk menggantikan masa Reformasi yang sudah  20 tahun.  Masa Reformasi sudah selesai! Munculnya keluarga Cendana ke permukaan memperlihatkan bahwa angkatan Reformasi ini belum berhasil mematikan akar masalah Indonesia : Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme.

Bahkan 10 tahun SBY membawa gerakan Intoleransi mendapatkan tempat yang strategis. Sehingga, bukan hanya KKN, tapi juga Intoleransi menjadi marak. Sebab itu, pidato Grace yang menyatakan bahwa PSI fokus kepada dua masalah besar Indonesia Korupsi dan Intoleransi jelas sangat tepat.

Truth hurts! Kebenaran itu menyakitkan.  Kebenaran yang dipidatokan Grace demikan juga. Menyakitkan bagi yang sakit. Bagi yang sehat dan waras, itu adalah semangat transformasi bangsa yang kita nantikan.

Suara hati rakyat jelas berpihak kepada TRANSFORMASI Indonesia. Sudah waktunya politically correctness pun ditinggalkan, tapi kita fokus kepada perubahan total manusia Indonesia. Kita doakan, Jokowi di periode ke-2, sesuai janjinya, akan merevolusi pendidikan dan fokus untuk membangun orang-orang militan seperti Grace dan Ahok.  Time to change!

 

Keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Mu, kasih dan kesetiaan berjalan di depan-Mu.
(Raja Daud)

 

Penulis : Hanny Setiawan

 

Comments

Hanny Setiawan

Seorang biasa dari keluarga biasa yang dipanggil oleh Tuhan yang luar biasa untuk membangun Indonesia Baru. Indonesia baru yang akan membawa kembali api pergerakan dari Timur sampai Yerusalem melalui Asia Tenggara, India, sampai Timur Tengah. #destiny

Related Articles

Back to top button