Mandat BudayaPoleksosbud

Pernyataan Sultan Tentang Baksos Mengungkap Kenapa Intoleransi Semakin Tinggi


baksos

BeritaMujizat.com – Poleksosbud – Setelah terjadi aksi penghentian acara baksos dari sebuah Gereja di Jogja, Sultan yang merupakan pimpinan tertinggi disana langsung memberikan komentarnya.

Seperti yang dilansir  oleh tempo.co , Sultan berpesan agar demi terciptanya perdamaian maka kedepan Gereja-gereja dilarang melakukan kegiatan dengan mengatasnamakan Gereja. Terlebih untuk acara yang di laksanakan di masyarakat yang mayoritas penduduknya menganut agama bukan Kristen.

Alih-alih mendinginkan suasana yang sedang panas soal SARA, komentar Sultan justru menyingkap sebuah tabir yang menjadi penyebab mengapa anarkisme dan intoleransi meningkat pesat saat ini. Bagaimana mungkin sikap intoleransi dapat berkurang apabila dalam setiap kasus intoleransi justru korban yang mendapat teguran.

Sedangkan aktor yang memulai dan yang bertindak semena-mena tidak mendapat peringatan sama sekali. Hal ini tentu akan dipakai kelompok manapun untuk bertindak semena-mena, hanya dengan dalih menggunakan kekuatan agama mayoritas.

Lalu jika Gereja tidak boleh menggunakan nama Gereja? lalu harus pakai nama apa? nanti kalau pakai nama lain dan ketahuan bahwa itu adalah orang-orang Gereja, apakah justru tidak dicurigai sebagai Kristenisasi terselubung.

Jadi apakah hanya karena kita takut dan tidak dapat mengendalikan kelompok-kelompok anarkis tersebut, lalu Gereja tidak boleh melakukan kebaikan kepada penganut agama lain?. Ini jelas mencederai makna toleransi dan gotong royong antar umat beragama yang selama ini kita bangga-banggakan sebagai bangsa yang Bhineka Tunggal Ika.

Menekan agama minoritas agama agar tidak memancing kelompok-kelompok anarkis yang menggunakan nama agama mayoritas adalah logika yang salah. Justru itu menjadi alasan kelompok-kelompok anarkis untuk melancarkan upaya politisasi agama.

Kalo ini logika ini terus dipakai maka tidak akan lagi orang Kristen yang akan dapat berkontribusi buat bangsa ini. Semua orang Kristen harus membuang Kekristenannya agar dapat diakui eksistensinya. Ini sama halnya dengan menyangkal iman dan kepercayaan sendiri sebagai orang Kristen.

Jadi jelas kami umat Kristiani bukannya tidak mau tercipta suasana yang lebih kondusif. Kami hanya tidak ingin ketidakadilan ini hanya akan dimanfaatkan kelompok tertentu untuk memecah belah bangsa melalui politisasi agama.

 

Penulis : Gilrandi ADP

Comments

Related Articles

Back to top button