Mandat Budaya

Bekerja untuk menjadi “Penjala Manusia” atau “Penjala Ikan”?


The-best-co-working-spaces-in-Europe

Beritamujizat.com- Bisnis – Kita tentu tidak asing dengan kata “penjala manusia” dan “penjala ikan” yang sering menjadi topik utama kotbah di Gereja. Ketika ada pertanyaan untuk memilih diantara keduanya, dengan mudah kita akan menjawab menjadi penjala manusia.

Akan tetapi kita kemudian tidak menyadari bahwa kedua prinsip ini saling bertentangan satu dengan dalam kenyataannya. Bahkan seringkali gesekan antara kedua prinsip ini sering kali memunculkan tekanan yang besar dalam pekerjaan.

Tanpa sadar juga kita juga sudah terbawa arus yang membawa kita menjauh dari panggilan Tuhan untuk menjadi “penjala manusia”. Bukannya meninggal segala sesuatu untuk mengikut Tuhan, seperti apa yang dilakukan murid-murid Tuhan Yesus ketika mereka memutuskan menjadi penjala manusia. Kita justru meninggalkan semua prinsip kebenaran Alkitab dan kembali menjadi penjala ikan.

Kata Yesus kepada Simon, “Jangan takut, mulai sekarang engkau akan menjala manusia.”  Sesudah menarik perahu-perahunya ke darat, mereka pun meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Yesus. (Luk 5:1-11)

Harus ingat bahwa prinsip “penjala manusia vs penjala ikan” bukan sekedar pertarungan baik dan buruk, atau baik dan jahat. Pertarungan prinsip ini lebih rumit dan lebih komplek dari yang kita sadari, karena ini melibatkan semua aspek dalam kehidupan kita. Bahkan realitanya dapat menimbulkan hal-hal yang lebih buruk dari yang kita sadari.

Kita tentu ingat bagaimana seorang Ahok bekerja ketika menjadi Gubernur Jakarta. Ada banyak apresiasi terhadap kenerja beliau yang dinilai bagus dan menjawab permasalahan. Akan tetapi kita juga tau bagaimana dia dihantam dari berbagai macam sisi, yang akhirnya membuat dia mendekam dalam penjara.

Dalam level yang berbeda kita pasti juga pernah merasakan bagaimana pertentangan terjadi ketika mencoba memutuskan untuk menjadi penjala manusia dalam pekerjaan yang kita jalani saat ini. Memang sulit dan lebih sulit dari yang bisa kita bayangkan. Akan tetapi kita tidak boleh menyerah dan dengan mudah berhenti mengerjakan panggilan kita.

Petrus, Musa, Daud, dan semua tokoh dalam Alkitab pernah mengalami tantangan yang besar juga dalam proses menjalankan panggilan. Akan tetapi mereka “selesai” seperti Tuhan Yesus juga berhasil menyelesaikan panggilannya.

Inilah adalah realita yang harus kita sadari bukan kita takuti atau hindari. Secara natural memang sulit dan mungkin mustahil, akan tetapi kebenaran Alkitab berkata lain. Selamat memulai aktivitas pekerjaan hari ini. Tetaplah menjadi penjala manusia dalam setiap pekerjaan yang kita sedang kerjakan saat ini.

 

 

 

 

Comments

Related Articles

Back to top button