Poleksosbud

Iman Ahok Membawanya Mengalami Pertolongan Tuhan atas Ketidakadilan yang Selama ini Dialami


BeritaMujizat.com – Poleksosbud – Mendapat perlakuan yang tidak adil dan difitnah adalah hal yang sangat berat untuk diterima seseorang. Apalagi perlakuan tidak adil dan fitnah tersebut, sengaja ditujukan untuk membunuh karakter seseorang dihadapan publik. Akan tetapi perlakuan seperti ini sering dialami oleh para pahlawan iman yang ceritanya tertulis di Alkititab.

Kita juga tau bahwa Tuhan Yesus juga mendapat perlakuan yang sangat tidak adil dan fitnah yang sangat kejam, ketika melayani di bumi. Menariknya, meskipun tokoh iman harus mengalami perlakuan yang tidak adil dan fitnah yang kejam, mereka menunjukan sikap yang sangat berbeda.

Mereka tidak berteriak-berteriak untuk menyalahkan siapapun, mereka bahkan juga tidak berusaha untuk melakukan pemberontakan terhadap hukum. Mereka percaya bahwa Tuhan punya cara sendiri untuk menyatakan keadilanNya diatas ketidakadilan yang manusia buat.

Mereka menaati hukum yang sudah ditetapkan, meskipun mereka sangat yakin bahwa mereka tidak melakukan hal yang melanggar hukum. Dari sana justru pertolongan Tuhan yang nyata bekerja menyingkapkan kebenaran sesungguhnya, yang selama ini dimanipulasi dan disembunyikan.

Hal yang sama nampaknya juga dialami oleh seorang Ahok. Dia diputus bersalah atas tuduhan menghina agama dan harus mendekam dalam penjara pada hari itu juga. Ahok juga harus terpaksa mengakhiri karirnya sebagai Gubernur dan politisi lebih cepat dari masa jabatan yang harus dia jalani.

Akan tetapi Ahok menunjukan sikap terpuji dalam persidangan. Ahok tidak pernah mangkir dari panggilan hukum, dia selalu menjalani sidang dengan setia. Dia tidak lari keluar negeri dengan alasan politik atau apapun. Terlebih lagi Ahok justru menunduk dan memberi hormat kepada para hakim waktu vonis hukuman dijatuhkan.

Dia menghormati proses hukum dan bersedia masuk penjara pada hari itu juga, meski dia merasa putusan hakim tidak adil atasnya. Ahok juga menaati dan menghormati proses hukum selama ada dalam penjara. Ketika Ahok memilih menghormati hukum, Tuhan justru bekerja luar biasa mengungkap kebenaran yang sesungguhnya, yang selama disembunyikan dari publik.

Setelah hampir satu tahun Ahok harus tinggal dalam penjara, Tuhan sedikit-demi sedikit menunjukan pada kita semua bahwa apa yang dialami Ahok adalah tidak adil. Kejanggalan-kejanggalan yang selama ini terjadi perlahan mendapat titik terang yang mengungkap fakta sesungguhnya.

Ahok mendapat hukuman yang lebih berat dari apa yang jaksa tuntutkan, dan dia harus langsung masuk dalam penjara. Keputusan ini tentu berdeda dengan putusan yang diterima oleh Jonru dan Buni Yani yang menjadi tersangka ujaran kebencian, yang dengan seangaja mengedit dan menyebarkan konten berisi kebencian terhadap Ahok.

Bahkan Buni Yani tidak harus masuk dalam penjara dan hanya berstatus sebagai tahanan rumah. Meskipun perannya sebagai pemicu keributan, namun dia tidak harus masuk dalam tahanan seperti Ahok. Hampir bersamaan dengan itu, Polisi juga mengungkap grup saracen dan MCA family, yang merupakan kelompok  profesional yang bekerja untuk menyebarkan berita hoaks dan ujaran kebencian.

Kelompok-kelompok ini dicurigai sebagai tokoh penting yang menyebarkan konten yang dibuat oleh Buni Yani untuk menyakinkan publik bahwa Ahok telah bersalah dan layak dihukum. Bahkan kelompok ini secara masif menyebarkan berita kebencian untuk menekan pihak berwajib dan masyakat dalam kasus Ahok.

Hal ini tentu menunjukan bahwa upaya kriminalisasi Ahok dilakukan secara terstruktur dan terencana secara rinci demi kepentingan dari kelompok tertentu. Jelas sekali bukan hanya semata kasus hukum biasa, melainkan upaya menjegal dan membunuh karakter Ahok agar tidak menang dalam pilkada.

Akan tetapi mereka yang menjoba menjegal Ahok perlahan justru bertumbangan satu persatu. Tanpa sadar, mereka melakukan kebodohan-kebodohan di depan publik yang justru mengungkap bobrok mereka sendiri. Ini menjadi bukti nyata bahwa “Gusti Mboten Sare” untuk menunjukan keadilan yang selama ini coba dimanusia dan dihilangkan manusia untuk kepentingan tertentu.

 

Penulis : Gilrandi ADP

Sumber gambar

Comments

Related Articles

Back to top button