Mandat BudayaPoleksosbud

Gerakan Supranatural Ditengah Blunder Gereja Soal Politik


BeritaMujizat.com – Polemik Paskah Monas yang panas di media sosial, membuka perbincangan menarik soal Kekristenan dan politik. Gereja yang biasanya adem ayem soal politik, kini mulai terusik dengan adanya perbincangan panas soal Kekristenan dan politik yang bersliweran meramaikan media sosial.

Apalagi setelah pak pendeta Gilbert menjadi sorotan utama dalam polemik Paskah Monas yang menggegerkan publik tersebut. Muncul kembali pertentangan reform dan karismatik yang salama ini menjadi penghalang Gereja untuk bersatu.

Pak pendeta Gilbert dianggap mewakili Gereja-Gereja karismatik dan gerakan supranatural. Dari sana muncul komentar miring bahwa Gereja-Gereja karismatik dan gerakan supranatural seringkali dianggap kurang cerdas dalam menyikapi dinamika politik yang ada.

Banyak orang kemudian mencibir dan mengesampingkan pentingnya peran gerakan suprantural dalam menjawab fenomena politik yang ada.

Gerakan Revolusi dan Politik Supranatural 

Ini menarik untuk direnungkan dan digali lebih dalam. Apakah banyaknya blunder yang dilakukan oleh tokoh atau Gereja karismatik yang percaya dengan gerakan supranatural dapat menjadi pembenaran secara teologis, bahwa gerakan supranatural tidak relevan dalam politik? jawabannya tentu saja tidak.

Gerakan supranatural sesungguhnya mempunyai posisi penting yang  membedakan Gerakan revolusi dan politik Kristen dari gerakan revolusi atau politik yang lain. Dorongan secara supranatural yang didapat dari kuasa doa dan firman Tuhan menjadi dasar pemikiran politik Kristen, yang kemudian termanifestasi kedalam berbagai macam bentuk gerakan.

Gerakan revolusi dan politik supranatural sesungguhnya menjadi inti utama dari pelayanan Tuhan Yesus dalam konteks membebaskan bangsa Yahudi dari penajajahan Romawi. Tuhan Yesus datang kedunia bukan untuk menggalang kekuatan massa, dan mengunakan penderitaan mereka sebagai kekuatan politik untuk menekan pemerintahan Romawi.

Tuhan Yesus juga tidak berusaha melobi para kaum intelektual dan rohaniawan guna membentuk partai kuat yang dapat merebut kekuasaan dari tangan Romawi. Tuhan Yesus memilih mati di kayu salib dengan cara yang sangat hina sebagai bentuk ketaatan pada kehendak Bapa yang sangat supranatural.

Politik yang Tuhan Yesus adalah membangun kehidupan spiritual murid-murid sehingga mereka mengalami perubahan hidup secara supranatural. Perubahan supranatural dalam kehidupan orang-orang yang dimuridkan Tuhan Yesus mendorong munculnya sebuah transformasi masyarakat yang kemudian terbukti mengubah keadaan

 

Penulis : Gilrandi ADP

Comments

Related Articles

Back to top button