Kesembuhan

Disembuhkan Total dari Kanker Stadium Akhir Tanda Penyertaan Tuhan Tidak Setengah – Setengah


 

BeritaMujizat.com – Kesembuhan – Kanker merupakan salah satu jenis penyakit yang relative sulit disembuhkan atau bahkan mustahil disembuhkan secara medis. Banyak orang mengalami keputusasaan disaat didiagnosis menderita kanker, apalagi jika diagnosis tersebut ialah kanker stadium akhir.

Banyak orang berputus asa, dikarenakan penyakit tersebut mustahil disembuhkan. Jikalau mungkin, kemungkinannya sangat kecil dan akan alami penurunan kekebalan tubuh.

Sehingga tidak banyak yang bisa dilakukan oleh penderta kanker selain menjalani pengobatan. Seringkali banyak orang melupakan bahwa penyertaan TUHAN masih nyata, tetapi pemazmur mengatakan bahwa TUHAN adalah gembala kita yang menuntun kita ke air yang tenang, ke padang yang berumput hijau dan TUHAN menyertai disaat kita berada di lembah kekelaman (Mazmur 23:1-6).

Kesaksian dari Sigit Poernomo, gembala sidang Revival City Church Yogyakarta yang TUHAN sembuhkan dari kanker kelenjar getah bening stadium akhir.

Pada tahun 1997, ketika dia duduk di kelas satu SMP, tiba – tiba dia mengalami sakit. Dia pikir hanyalah karena kecapekan saja tetapi kemudian ia alami mimisan. Darah keluar dari hidung dan juga keluar dari mulutnya.

Tidak sampai disana saja, setelah beberapa waktu muncul benjolan di leher sebelah kanan dan kiri. Seiring berjalannya waktu, benjolan tersebut bertambah banyak sebanyak delapan buah. Empat buah sebelah kanan dan empat buah sebelah kiri.

Ukurannya benjolannya sebesar telur ayam kampung. Oleh karena benjolan tersebut, ia tidak bisa menengok ke sebelah kanan maupun sebelah kiri. Dia harus menggerakkan seluruh tubuhnya kalau mau menengok ke kanan maupun ke kiri. Oleh karena hal tersebut, ia dibawa ke rumah sakit daerah setempat, dokterpun tidak mengetahui ia menderta sakit apa walaupun ia telah dirontgen.

Pada waktu tersebut, kakaknya pulang dari Jakarta dan mengajak dia untuk ikut ibadah kesembuhan ilahi di satu gereja di Jakarta. Ia berangkat ke Jakarta dan mengikuti kebaktian kesembuhan ilahi tersebut, tetapi disana seorang hamba TUHAN menyarankannya ke rumah sakit saja.

Setelah beberapa kali dibawa masuk rumah sakit di Jakarta, dia didiagnosis menderita kanker kelenjar getah bening. Akarnya di hidung dan perkembangannya di leher. Dia memutuskan tidak ingin melanjutkan pengobatan dan operasi dikarenakan oleh biaya dan lain sebagainya.

Tetapi oleh karena penyertaan TUHAN, ada orang yang dikirim oleh TUHAN untuk menanggung biaya pengobatannya. Sehingga akhirnya ia menjalani pengobatan di salah satu rumah sakit di Jakarta.

Dokter sempat mengatakan bahwa kanker tersebut telah stadium akhir dan telah terlambat. Meskipun dikemoterapi maupun dioperasi, sangat mustahil untuk sembuh secara medis. Pada waktu itu, dirinya beserta keluarga dibawa TUHAN untuk mengalami pribadiNya. Ia hanya berserah kepada TUHAN.

Dokter yang mendatanginya dan menyarankannya untuk mencoba tindakan penyinaran. Sempat berpikir karena biaya penyinaran tidak murah, maka keraguan lah yang muncul dalam keluarga Sigit.

Tetapi lagi – lagi karena kemurahan TUHAN semata tiba – tiba ada salah seorang dokter dari rumah sakit itu juga mau membiayai penyinaran Sigit. Seluruh biaya penyinaran itu pun ditanggung oleh dokter tersebut.

Dia melihat ketika orang yg disinar lebih dari 5 sampai 10 kali, daya tahan tubuh sudah tidak baik dan bahkan dapat meninggal. Sangat kecil kemungkinannya berhasil. Banyak yang meninggal pada saat proses penyinaran berlangsung.

Karena penyinaran adalah jalan medis satu – satunya dia hanya berserah kepada TUHAN. Disaat penyinaran telah dilakukan 5 kali, dia mulai sulit untuk makan, badan panas tinggi, rambut rontok dan keadaan benar – benar drop. Tubuh sudah sangat lemah dan tidak dapat melakukan apa – apa.

Di dalam masa – masa penyinaran itu hanya berdoa, dan berserah yang mereka lakukan. Seluruh cara sudah ditempuh. Dan terakhir dengan cara penyinara ini saja yang dapat dilakukan. Itupun sangat kecil kemungkinan untuk berhasil.

Hari demi hari dilalui Sigit dengan sangat tidak enak. Tubuhnya lemah dan tidak bisa makan karena mual – mual. Tetapi sekali lagi mereka menaruh kepercayaannya kepada TUHAN. Keluarga selalu mendampingi Sigit dalam masa – masa pengobatan. Tak lupa mereka selalu berdoa bersama setiap hari, menyerahkan seluruhnya kepada TUHAN.

Pada sinar yang kesepuluh tubuhnya tiba – tiba mulai fit dan dia merasa lebih baik. Bahkan tiba – tiba waktu bangun tidur benjolan yang ada di leher tersebut sudah hilang. Dia dan keluarganya sangat bingung, benjolan yang tadinya ada, sudah tidak ada dipagi itu. Entah hilang kemana benjolan tersebut.

Dan pada waktu itu juga hidungnya yang sekitar 6 bulan sulit untuk bernafas, sudah mulai bisa untuk bernafas dengan baik bahkan bersin. Padahal biasanya jika seseorang telah alami sinar ke sepuluh tubuhnya sudah sangat kritis, tetapi pada waktu itu, tubuhnya justru lebih fit. “Tetapi disana saya merasakan adanya suatu kekuatan TUHAN, ada suatu kekuatan yang mengalir dari hidup saya untuk saya bangun, makan dan bernafas” jelas Sigit dalam kesaksiannya.

Semakin hari, kondisi fisiknya semakin baik dan memutuskan untuk berobat jalan saja tetapi tetap menyelesaikan tahapan penyinaran sebanyak 44 kali. Setiap hari ia dan kakaknya naik dengan bis dan pula bisa berlari-lari mengejar bis, berlari pula saat di rumah sakit karena terlambat penyinaran.

Disuatu hari saat di rumah sakit tersebut, dia bertemu dengan dokter yang memvonis kanker dirinya. Dan dokter tersebut sangat kaget karena dia terlihat bugar. Tetapi pada waktu itu dokter mau pastikan masih ada akar kanker atau tidak.

Dokter bersikukuh untuk dia tetap menjalankan pengobatan menjalankan tes laboratorium dan lainnya. Tetapi Sigit pun lebih bersikukuh untuk pulang karena percaya bahwa TUHAN telah menyembuhkannya.

Akhirnya dokter tersebut mengizinkannya untuk pulang tetapi dokter tersebut berpesan, jika dalam waktu 7 – 10 tahun ketika benjolan tersebut tidak keluar lagi pada tubuhnya sudah sembuh dari kanker, ia mengimani bahwa TUHAN menyembuhan dan ia telah sembuh.

Hingga saat ini, benjolan tersebut tidak pernah ada dalam dirinya. Sudah 32 tahun sejak penyakit itu diketahui dan diobati, tetapi tidak pernah kambuh lagi dan sudah sembuh total.

“Tetapi dari situ saya merasakan, saya mengalami bahwa TUHAN menyelesaikan setiap hidup kita dan TUHAN menyembuhkan tidak setengah-setengah, IA selesaikan di kayu salib” Terang Sigit dalam kesaksiannya.

Seringkali jika orang bertemu dengannya, banyak orang bertanya kepadanya apakah sedang sakit oleh karena fisik tubuhnya seperti orang sakit. Awalnya disaat orang bertanya hal tersebut, ia tersinggung, dalam doa ia bertanya kepada TUHAN, “TUHAN saya sudah sembuh tetapi kenapa saya tetap kurus dan tetap kecil dan orang lihat bahwa saya sakit – sakitan padahal saya itu sehat” Tanya Sigit dalam doanya. “Tetapi dari situ Roh Kudus ajari saya bahwa tubuh saya (Sigit) akan menyaksikan kemurahan TUHAN, bahwa hidup saya menjadi tanda ajaib bagi banyak orang” lanjut Sigit.

Dari hal tersebut, disaat orang bertanya – tanya, ia bisa menceritakan penyertaan dan kemurahan TUHAN atas hidupnya, bahwa TUHAN tidak pernah setengah-setengah dalam hidup kita.

Mazmur 23:1-6 (TB)

23:1. TUHAN  adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. 23:2. Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; 23:3. Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. 23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. 23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. 23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

TUHAN tidak pernah setengah – setengah dalam hidup kita, dalam setiap musim kita berjalan, TUHAN sertai, ia membimbing kita seperti seorang gembala membimbing kawanan dombanya dan melindungi kita seperti seorang gembala melindungi kawanan dombanya.

Kesaksian dari Sigit Poernomo menjadi suatu penegasan bahwa TUHAN tidak pernah tinggalkan setiap kita sekalipun kita sedang berada dalam lembah kelam, setiap apa yang kita alami akan menceritakan kemuliaan TUHAN. Jika anda sedang alami hal yang sama seperti beliau, ingatlah bahwa TUHAN adalah bapak yang baik, ia tidak akan pernah meninggalkan anak – anaknya dalam setiap musim kehidupannya, dan setiap penyakit yang engkau alami, merupakan kasih karunia TUHAN melalui dirimu untuk menceritakan kebaikan TUHAN. TUHAN memberkati.

Sumber Kesaksian      : Sigit Poernomo – Gembala Sidang Revival City Church Yogyakarta

Penulis                         : Bramasto A Wibisono

Comments

Related Articles

Back to top button