Poleksosbud

Dibalik Maraknya Pengkotbah Pindahan dari Agama lain


BeritaMujizat.com – Poleksosbud –  Cerita dari orang yang berpindah agama memang sangatlah menarik untuk didengar. Cerita dari orang yang berpindah agama tersebut dinilai dapat mengobarkan semangat iman orang yang mendengarnya.

Apalagi yang berpindah tersebut adalah seorang pemimpin pengajar dari suatu agama. Tidak heran jika orang-orang yang berpindah agama dari kalangan pemimpin agama lebih mudah mendapatkan mimbar atau panggung ibadah.

Secara prinsip sebenarnya tidak ada yang salah jika seorang yang berpindah agama mendapatkan sorotan dan panggung utama dalam ibadah. Sejak jaman dahulu hal-hal seperti ini telah muncul dan terjadi dalam dinamika kehidupan masyarakat.

Harus diakui juga bahwa Gereja sendiri merasa terberkati dengan kesaksian-kesaksian orang-orang Kristen yang dulunya beragama lain. Sayangnya demi mengejar popularitas, saat ini banyak orang membumbui kisah perpindahan agama mereka dengan kebohongan.

Seperti yang dilakukan oleh orang yang mengaku Ustad bernama Bangun Samudra belum lama ini. Dalam keterangan yang ada pada sebuah poster pengajian, Ustad Bangun Samudra ditulis sebagai lulusan S3 Vatikan.

Poster yang beredar di dunia maya lantas mendapat sorotan dari para netizen. Setelah ditelusur, ternyata di Vatikan tidak ada kampus, karena memang Vatikan bukanlah pusat pendidikan melainkan keagaaman.

Kemunculan Ustad Bangun Samudra yang mengaku lulusan S3 Vatikan sesungguhnya mengungkap fenomena akhir jaman yang sedang terjadi. Alkitab telah menubuatkan bahwa dihari-hari akhir banyak orang tidak akan dapat menerima ajaran sehat.

Karena akan datang waktunya, orang tidak dapat lagi menerima ajaran sehat, tetapi mereka akan mengumpulkan guru-guru menurut kehendaknya untuk memuaskan keinginan telinganya. 2 Timoutius 4 : 3

Orang-orang seperti Ustad Bangun Samudra yang mengada-ada soal S3 di Vatikan akan semakin banyak dimunculkan dan semakin populer. Bahkan bisa saja orang-orang semacam ini akan masuk dan mengambil alih mimbar Gereja.

Orang-orang hanya ingin mendengar cerita boombastis dari orang yang berasal dari agama lain, namun melupakan esensi kebenaran yang sesungguhnya. Popularitas yang dapat melejit dengan cepat menjadi alasan utama meraka berpindah agama, bukanlah pertobatan yang sejati.

Sebagai Gereja yang sehat kita harus mewaspadai munculnya fenomena ini. Kita harus sadar bahwa kita boleh tidak goyah terhadap kebenaran Injil yang sejati. Sekalipun yang berkotbah mantan pemimpin agama lain atau bahkan malaikat pun kita harus memastikan hanya kebenaran Injil yang dinyatakan.

Jangan sampai cerita boombastis orang yang berpindah agama mengaburkan kebenaran bahwa Tuhan Yesus menjadi pusat bukan manusia. Jika benar ada orang yang dari agama lain yang percaya dengan agama Kristen, Gereja harus dewasakan di dalam Kristus.

Gereja juga tidak perlu risau dengan kemunculan fenomena ini. Gereja harus terus berdoa sehingga fenomena ini justru membuka pintu bagi kebenaran Injil yang sejati. Segala upaya untuk melemahkan Gereja justru dapat menjadi pintu masuk bagi kebenaran Injil.

 

Penulis : Gilrandi ADP

Comments

Related Articles

Back to top button