Berita Gereja

163 Tahun Injil di Papua, Bukti Bahwa Pengabaran Injil Beda Dengan Kristenisasi!


papua

BeritaMujizat.com – Berita Gereja – Mungkin tidak banyak yang tau apabila tanggal 5 februari kemarin adalah hari pengkabaran Injil yang ke-163. Hari pengkabaran Injil diadakan untuk memperingati hari dimana Injil pertama kali masuk dan kemudian membawa perubahan pada masyarakat.

Hari pengkabaran Injil juga diadakan untuk memperingati dedikasi para misionaris yang telah mengabdikan dirinya pada sebuah misi pengkabaran Injil. Peringatan hari pengkabaran Injil kali ini terasa sangat spesial karena Gereja sedang mendapat tantangan nyata dari isu kristenisasi.

Banyak acara dan kegiatan keagamaan umat Kristen dihentikan secara paksa atas sangkaan adanya upaya kristenisasi. Kristenisasi sendiri sering dimaknai sebagi upaya merekrut orang agar mau jadi Kristen, apapun cara dan metodenya.

Kristenisasi bahkan bukan dikategorikan sebagai dakwah yang menceritakan dan membagikan sebuah kabar baik untuk manusia. Kristenisasi sering dianggap sebagai taktik licik umat Kristen untuk merekrut orang agar mau jadi Kristen.

Hal ini jelas salah! Kekristenan masuk bukan dengan rencana licik yang terstruktur dan masif. Misionaris untuk tanah Papua bernama Otto dan Giesler yang menjadi tokoh berpengaruh lahirnya hari pengkabaran Injil ini, menjawab tuduhan tersebut.

Pada usia remaja sekitar 19 tahun, mereka mendapat panggilan untuk mengabarkan Injil setelah mendengar dan menemukan sebuah ayat di Alkitab. Panggilan hati tersebut tak lantas membuat mereka berangkat menjadi penginjil.

Mereka butuh waktu tujuh tahun untuk akhirnya memantapkan menjadi pengkabar Injil. Cukup lamanya proses mereka dalam mengambil keputusan sangat dipengaruhi dengan beratnya tantangan yang akan mereka hadapi dilapangan.

Papua, tempat mereka tergerak untuk mengabarkan Injil dulunya masif sangat primitif. Masih banyak kanibalisme, adanya penyakit malaria yang cukup ditakuti pada waktu itu, serta tidak adanya fasilitas yang memadai disana.

Bukan hanya sekedar kenyamanan hidup yang menjadi taruhan, nyawa mereka juga menjadi taruhan dalam misi tersebut. Akan tetapi dorongan yang besar untuk mengabarkan sukacita Injil ternyata lebih besar daripada ketakutan yang ada dalam hati mereka.

Ketika mereka disana, tidak lantas menggunakan jalur politik atau pengaruh apapun. Mereka mencoba hidup bersama mereka dan benar-benar melayani satu orang demi orang dari bawah. Mereka terus setia melakukan pengkabaran Injil hingga ada beberapa orang yang mengalami kuasa Tuhan, dan secara sadar mau menerima Tuhan Yesus tanpa paksaan dan rayuan apapun.

Ini yang membuat pengkabaran Injil dan kristenisasi sangat berbeda! Alkitab tidak mengajarkan cara-cara atau kiat-kiat untuk kristenisasi. Alkitab mengajarkan kita sebagai orang percaya untuk membagikan kasih karunia Allah yang kita terima melalui pengkabaran Injil.

Tidak ada paksaan atau tipuan agar orang menjadi Kristen, karena hanya melalui kuasa dan anugrah Tuhan, seseorang dapat menjadi seorang Kristen.

 

Penulis : Gilrandi ADP

 

Comments

Related Articles

Back to top button