Mandat BudayaPendidikan

Terpuruknya “Sekolah Kristen” dan Ironi Pendidikan di Indonesia


sekolah_kristen_terpuruk[1]

BeritaMujizat.com – Mandat Budaya – Foto ini diambil dari salah satu sekolah Kristen yang ada di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Dari situasi yang terlihat melalui foto, jelas tergambar kondisi yang memprihatinkan. Hanya tersisa empat murid dalam satu kelas dengan fasilitas seadanya, bahkan dapat dibilang kurang memadai untuk mengadakan proses belajar mengajar.

Kondisi seperti ini juga dialami oleh sebagian besar sekolah Kristen yang ada di seluruh pelosok negeri. Saat ini ada sekitar 5000 sekolah Kristen yang tersebar dari sabang sampai merauke, dan sebagian besar dalam keadaan yang terpuruk (sumber). Bahkan beberapa sekolah Kristen sudah tutup karena pihak pengelola sudah tidak sanggup lagi mengelola sekolah tersebut.

Sekolah Kristen yang notabene adalah sekolah swasta, menggantungkan operasional secara internal, salah satunya dari SPP siswa. Padahal siswa yang ada kebanyakan dari keluarga yang tidak mampu, sehingga sekolah juga tidak berani menerapkan biaya yang tinggi. Bahkan seringkali mereka tidak bisa membayar secara rutin setiap bulan. Selain itu sekolah Kristen juga harus menghadapi kualitas karakter siswa yang lebih sulit karena kebanyakan berasal dari lingkungan yang kurang terdidik, yang tidak jarang sering membuat masalah yang berakibat semakin terpuruknya citra sekolah.

Ironinya, ditengah banyak sekolah Kristen yang tutup karena tidak mampu menyediakan pendidikan yang baik, sekolah negeri yang notabene didukung langsung oleh pemerintah sehingga mampu memberikan layanan pendidikan yang baik dan terjangkau menjadi rebutan semua pihak. Oleh sebab itu seringkali sekolah negeri mengalami over capacity. Hal tersebut sering dimanfaatkan oknum-oknum tertentu untuk melegakan praktek suap.

Selain itu juga terdapat kesenjangan yang luar biasa dalam hal kesejahteraan guru. Guru yang berstatus pegawai negeri memiliki kesejahteraan yang lebih baik dibanding guru sekolah Kristen yang merupakan pegawai swasta. Hal ini juga mengakibatkan tidak banyak guru yang mau mengajar disekolah Kristen.

Pemerataan kualitas pendidikan menjadi hal yang sangat dirindukan oleh semua orang. Setiap anak Indonesia apapun latar belakangnya berhak mendapat layanan pendidikan yang baik dan terjangkau. Kualitas pendidikan satu sekolah tidak boleh berbeda jauh dengan sekolah yang lainya.

Perbedaan kualitas pendidikan dapat mengakibatkan ketimpangan sosial dan memperbesar jumlah putus sekolah. Karena sekolah yang baik semakin sulit terjangkau, dan sekolah yang lain memiliki kualitas pendidikan yang sangat buruk sehingga kurang memadai untuk belajar.

 

Penulis  : Gilrandi ADP
Sumber : pgi.or.id

 

 

Comments

Related Articles

Back to top button